Bersambung dari Talenta Indonesia ke Luar Negeri (1)
Fakta nomor tiga, talenta yang sama kalau pulang ke negeri sendiri justru kurang dihargai. Dengar-dengar gaji guru besar di perguruan tinggi negeri Indonesia hanya 3-4 juta rupiah sebulan. Sekedar perbandingan, gaji dosen di Singapura diperkirakan 10.000 SGD (58 juta rupiah) ke atas sebulan ! Selain itu, kalau talenta tadi pulang kemungkinan besar potensinya tidak akan bisa dimanfaatkan 100% di negeri sendiri. Mungkin hanya 50-60% saja karena infrastruktur yang kurang mendukung. Dengan kondisi seperti ini tidak bisa disalahkan kalau talenta-talenta itu pergi ke luar negeri.
Saya rasa yang terjadi di Indonesia sekarang seperti ini:
- Ekonomi tidak berjalan efisien
Banyak pengangguran terselubung. Pegawai negeri misalnya, banyak yang bisa dirampingkan dan diefisienkan. Pengangguran terselubung ini membebani ekonomi negara.
Akibat lain dari ekonomi yang tidak efisien: orang-orang terbaik tidak bisa mendapatkan kompensasi yang layak karena harus dibagi dengan orang-orang yang hanya “membebani” ekonomi.
Tentu juga repot karena kalau dirampingkan bisa menimbulkan demo dan sebagainya akibat masalah pengangguran. - Yang naik belum tentu yang terbaik
Yang mendapatkan penghargaan dan promosi belum tentu yang terbaik. Bisa jadi orang yang punya koneksi yang justru muncul. Di negara maju, orang benar-benar diukur dari kemampuannya.
Panjang juga, jadi capek menulisnya :). Oya, semua ini bukan berarti saya pesimis dengan Indonesia lho. Saya selalu optimis dengan Indonesia. Hanya kita perlu memperhatikan dengan baik bagian-bagian yang perlu ditingkatkan. Hidup Indonesia !
Halo..lg iseng2 browsing, eh nemu tulisan ini. Kebetulan saya skrg bekerja di singapur..emang benar tuh fakta2 yg diungkapkan di tulisan ini. But walo bagaimanapun, saya tetep cinta indo ko