Talenta Indonesia ke Luar Negeri (2)

Bersambung dari Talenta Indonesia ke Luar Negeri (1)

Fakta nomor tiga, talenta yang sama kalau pulang ke negeri sendiri justru kurang dihargai. Dengar-dengar gaji guru besar di perguruan tinggi negeri Indonesia hanya 3-4 juta rupiah sebulan. Sekedar perbandingan, gaji dosen di Singapura diperkirakan 10.000 SGD (58 juta rupiah) ke atas sebulan ! Selain itu, kalau talenta tadi pulang kemungkinan besar potensinya tidak akan bisa dimanfaatkan 100% di negeri sendiri. Mungkin hanya 50-60% saja karena infrastruktur yang kurang mendukung. Dengan kondisi seperti ini tidak bisa disalahkan kalau talenta-talenta itu pergi ke luar negeri.

Saya rasa yang terjadi di Indonesia sekarang seperti ini:

  1. Ekonomi tidak berjalan efisien
    Banyak pengangguran terselubung. Pegawai negeri misalnya, banyak yang bisa dirampingkan dan diefisienkan. Pengangguran terselubung ini membebani ekonomi negara.
    Akibat lain dari ekonomi yang tidak efisien: orang-orang terbaik tidak bisa mendapatkan kompensasi yang layak karena harus dibagi dengan orang-orang yang hanya “membebani” ekonomi.
    Tentu juga repot karena kalau dirampingkan bisa menimbulkan demo dan sebagainya akibat masalah pengangguran.
  2. Yang naik belum tentu yang terbaik
    Yang mendapatkan penghargaan dan promosi belum tentu yang terbaik. Bisa jadi orang yang punya koneksi yang justru muncul. Di negara maju, orang benar-benar diukur dari kemampuannya.

Panjang juga, jadi capek menulisnya :). Oya, semua ini bukan berarti saya pesimis dengan Indonesia lho. Saya selalu optimis dengan Indonesia. Hanya kita perlu memperhatikan dengan baik bagian-bagian yang perlu ditingkatkan. Hidup Indonesia !

One thought on “Talenta Indonesia ke Luar Negeri (2)”

  1. Halo..lg iseng2 browsing, eh nemu tulisan ini. Kebetulan saya skrg bekerja di singapur..emang benar tuh fakta2 yg diungkapkan di tulisan ini. But walo bagaimanapun, saya tetep cinta indo ko :)

Comments are closed.