Perburuan Talenta (2)

Bersambung dari Perburuan Talenta (1)

Kalau diperhatikan, ada yang aneh di sini: perusahaan-perusahaan itu tidak memberikan persyaratan yang umum dijumpai yaitu pengalaman kerja ! Perusahaan yang mensyaratkan pengalaman kerja bisa jadi adalah perusahaan yang tidak mau repot dan ingin langsung mendapatkan pekerja yang sudah matang. Namun perusahaan modern sadar bahwa mereka jarang bisa mendapatkan talenta terbaik dengan cara ini. Karena itu, mereka lebih memilih intan-intan yang belum diasah dan kemudian mengasahnya hingga menjadi permata yang cemerlang. Kalau mereka tidak mau repot maka intan-intan itu sudah keburu masuk ke tempat lain. Mereka lebih berpikir tentang potensi seseorang yang bisa dikeluarkan daripada keadaannya saat ini, dan mereka mau bersusah payah mengeluarkan potensi itu demi mendapatkan talenta yang benar-benar terbaik.

Lalu apakah mereka sama sekali tidak tertarik dengan permata yang sudah jadi ? Oh, sebenarnya mereka sangat tertarik, asalkan permata itu benar-benar cemerlang ! Dan inilah yang membawa kita ke front kedua dalam perburuan talenta: perusahaan lain.

Perusahaan-perusahaan modern selalu memonitor orang-orang terbaik dalam industri mereka, dan bila cocok, berusaha menariknya ke perusahaan mereka. Tentu, biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar dibandingkan merekrut orang dari universitas. Selain itu, tingkat kesulitannya pun jauh lebih besar karena orang-orang itu sudah terbiasa dengan perusahaan mereka yang lama. Apalagi kalau perusahaan lamanya itu juga perusahaan modern yang mengerti pentingnya SDM. Meskipun demikian, demi mendapatkan talenta terbaik, perusahaan-perusahaan modern rela bekerja keras dan bersusah payah.

Bersambung ke Perburuan Talenta (3)